Opini

Waspada Hoaks Pilpres 2024

Seorang guru agama yang selalu diundang berceramah di pengajian mengirim whatsap yang isinya tentang ajakan memilih salah satu calon presiden. Di dalam pesannya dijelaskan, ajakan untuk memilih salah satu pasangan calon itu bersumber dari salah satu organisasi massa terbesar.

Argumentasi yang disampaikan melalui pesan yang barangkali sudah puluhan, ratusan dan bisa jadi ribuan bahkan puluhan ribu terasa logis. Narasinya benar-benar terstruktur dan sistematis menjelaskan, mengapa Ormas besar keagamaan itu menentukan salah satu calon intuk dipilih pada Pilpres.

Info ini diperkuat dengan mengutip sumber resmi yang memgatasnamakan pengurus Ormas. Ringkasnya alasan yang dikemukakan mengapa, akhirnya ormas keagamaan besar itu merasa penting yerlibat dalam.politik praktis karena terkait dengan nasib umat.

Pesan yang beredar melalui whatsap itu menjual sentimen keagamaan yang sasarannya jelas untuk memancing rasa penasaran sekaligus menarik perhatian khalayak agar mau ikut berpartisipasi menshare ke kolega. Melihat isi pesan yang disebar bisa ditebak, ditujukan untuk kelompok tertentu yang memang sensitif dengan isu-isu keagamaan.

Beredarnya pesan-pesan yang mengatasnamakan organisasi atau kelompok tertentu menjadi fenomena yang biasa terjadi di momen-momen yang menjadi pusat perhatian masyarakat, salah satunya Pemilihan Presiden 2024. Fenomena penyebaran berita palsu atau informasi hoaks itu sudah diprediksi jauh-jauh hari sebelumnya.

Berbagai pihak telah menyuarakan agar masyarakat waspada dan tidak mudah percaya dengan berita atau informasi yang beredar melalui media sosial. Berbagai pesan untuk lebih kritis dalam menerima pesan yang disebar melalui akun pribadi maupun grup.

Meski banyak informasi mendidik agar masyarakat melek media, tapi tetap saja tak menyurutkan pemyebaran nerita hoaks. Artinya gerakam literasi media masih tetap dibutuhkan masyarakat.

Gerakan literasi media digital harus terus digaungkan untuk mendorong.masyarakat agar tidak mudah terjebak ikut menshare informasi yang belum tentu kebenarannya. Pemenuhan kebutuhan informasi terkait Pilpres 2024 juga tetap dibutuhkan, khususnya yang terkait dengan informasi hoax sehingga memudahkan masyarakat untuk mendapatkan berita yang balid.

Di sisi lain, upaya untuk melakukan tindakan kuratif terhadap penyebaran hoax tetap dibutuhkan secara proporsional. Sanksi hukum terhadap penyebaran berita hoax , khususnya yang mengarah pada upaya untuk.memecah belah masyarakat

Upaya yang bersifat preventif dan kuratif dalam.menyikapi penyebaran hoax pada Pilpres 2024 diperlukanuntuk mencegah kebingungan dan keresahan masyarakat, serta potensi perpecahan yang sangat mungkin terjadi. Masyarakat harus terus didorong untuk bisa menyikapi secara bijak informasi yang diterima sehingga tidak sembrono ikut menyebar hoax.

Kembali ke informasi soal dukungan ormas keagamaan ke calon tertentu di Pilpres 2024. Jawabanya singkat, hoax karena ada banyak instrumen yang tak terpenuhi sebagai informasi valid dan pak ustadz ngasih balasan, terima kasih infonya.

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button