Opini

Polisi Milenial di Era Media Sosial: Tantangan dan Peluang

Oleh Dr Ribut Priadi

Dalam beberapa tahun terakhir, institusi kepolisian di Indonesia mulai dipenuhi oleh generasi milenial. Mereka adalah lulusan-lulusan baru dari pendidikan bintara, yang sebagian besar berasal dari lulusan sekolah menengah atas. Generasi ini dikenal dengan karakteristik yang berbeda dari generasi sebelumnya, terutama dalam hal keterampilan teknologi dan interaksi dengan dunia digital. Namun, dengan waktu pendidikan yang relatif singkat, mereka menghadapi berbagai tantangan sekaligus peluang di tengah perkembangan pesat media sosial.

Polisi milenial, meskipun memiliki pengetahuan teknologi yang unggul,dibanding generasi sebelumnya, namun jelas minim pengalaman di lapangan. Apalagi hanya menerima pendidikan kepolisian dalam jangka waktu yang relatif singkat. Pendidikan bintara berlaku sekitar tujuh bulan dan dirancang untuk memberikan pelatihan dasar dan keterampilan operasional yang diperlukan. Sementara tanggung jawab yang harus diemban sangatlah besar. Dalam waktu singkat, mereka harus mempersiapkan diri untuk menghadapi beragam situasi di tengah masyarakat yang semakin dinamis dan kompleks. Pewrubahan sangat cepat di masyarakat salah satunya impact dari pesatnya perkembangan teknologi dan hadirnya media social.

Media sosial menjadi salah satu tantangan karena sering kali menjadi ruang di mana opini publik terhadap kepolisian dibentuk, baik positif maupun negatif. Penyebaran informasi yang sangat cepat melalui platform seperti Instagram, Twitter, dan TikTok dapat membangun citra positif atau justru merusak reputasi polisi hanya dalam hitungan menit. Artinya keberadaan media social bisa menjadi alat untuk membantu kinerja polisi, tapi sebaliknya bisa menjadi factor penghambat.

Bagi polisi milenial yang tumbuh di era digital, sebenrnya bisa memberikan keuntungan tersendiri. Para anak muda bisa lebih terampil dalam menggunakan teknologi dan platform media sosial, yang bisa menjadi alat untuk mendekatkan diri dengan masyarakat. Melalui pendekatan yang lebih humanis dan transparan di media sosial, polisi milenial bisa membantu memperbaiki citra institusi kepolisian serta membangun kepercayaan publik.

Namun yang menjadi pertanyaan, apakah pendidian di kepolisian memasukkan materi menyangkut literasi digital. Di era media sosial, melek media menjadi penting bagi aparat kepolisian dalam membangun hubungan baik dan menumbuhkan kepercayaan public. Selain menjadi pengawas ketertiban, polisi milenial juga memiliki peran besar dalam menjaga literasi digital di masyarakat. Mereka bisa menjadi agen perubahan dalam mengedukasi masyarakat tentang bahaya berita palsu (hoaks), penipuan online, dan cyberbullying yang semakin marak di era digital. Pengalaman dan kecakapan mereka dalam memahami teknologi membuat mereka lebih siap menghadapi kejahatan digital yang kompleks.

Melek media digital, tak hanya berlaku pada tugas-tugas kemasayarakatan. Polisi milenial yang cerdas media social, tidak akan berlaku sembrono Ketika menjalankan tugas karena sadar setiap orang pemilik telepon genggam bisa dengan cepat merekam kejadian ala wartawan. Ada banyak kasus polisi viral yang bisa jadi pembelajaran. Untuk mencegah viral karena tindakan yang bisa jadi diluar kontrol , maka penting bagi polisi milenial punya bekal cukup pengetahuan dan keterampilan literasi digital.
[11.57, 6/9/2024] Bg Ribut Wa:

Artikel Terkait

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Back to top button